Rejang adalah salah satu suku yang berada di provinsi bengkulu yang sangat ramah dan santun tentunya, suku rejang ini miliki bahasa tersendiri yang disebut dengan bahasa rejang, bahasa ini di gunakan oleh masyarakat di beberapa kabupaten di provinsi bengkulu.Bahasa rejang ini memiliki abjad tersendiri juga yang disebut dengan Aksara KAGANGA, dan meliliki berbagai macam dialek tentunya, disetiap daerah perkabupatennya pasti memiliki dialeh yang berbeda-beda, meskipun berbeda-beda dialek seluruh masyarakat rejang saling memahami perbedaan tersebut.
Berdasarkan penjelasan
WIKIPEDIA Bahasa Rejang adalah bahasa yang digunakan di Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Kepahiang, Kabupaten Lebong,Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten Bengkulu Tengah. Bahasa Rejang pernah memiliki aksara tersendiri yang dikenal sebagai aksara Kaganga. Aksara Kaganga menyerupai aksara yang ada pada aksara Batak dan aksara Lampung.
Bahasa Rejang terbagi dari tiga kelompok dialek, yakni Rejang dialek Curup, Rejang dialek Kepahiang, dan Rejang dialek Lebong. Bahasa Rejang yang dituturkan di Kabupaten Bengkulu Utara termasuk Rejang dialek Lebong, dan di Kabupaten Bengkulu Tengah termasuk Rejang dialek Curup.
Kini bahasa Rejang dianggap satu bahasa yang membentuk kelompok tersendiri dalam
rumpun bahasa Melayu-Polinesia.
Berikut ini ada sekilas penjelasan perbedaan dialek yang bahasa rejang punyai check this out:
Di bawah ini adalah beberapa kosakata dalam bahasa Rejang yang memiliki perbedaan antar kelompok dialek Rejang.
pra-Rejang pra-Bukar-Sadong
migrasi ke Sumatera 1200 tahun yang lalu
Rejang Purba (1000 tyl) Bukar-Sadong Purba (1000 tyl)
Menurut hipotesa, nenek moyang suku Rejang keturunan dari suku Rejang-Biday«h yang berada di Kalimantan Utara antara 3500-3000 tahun yang lalu. Kemudian bahasa Rejang-Bukar-Sadong berpisah menjadi Rejang dan Bukar-Sadong, dan sesudah itu, suku Rejanghidup sendirian di Kalimantan Utara selama 1000 tahun lebih. Kemudian entah mengapa suku Rejang migrasi ke Sumatra kira-kira 1200 tahun yang lalu.
Dalam perjalannya yang jaraknya kurang dari 600 kilometer, mereka naik perahu menyeberangi lautan melalui selat Bangka dan masuk Sungai Musi lalu menyusurinya hingga mencapai muara Rawas. Di sana sungai itu bercabang. Ada separuh dari imigran tersebut meneruskan perjalanannya menyusuri sungai Musi terus melewati Bukit Dempo sampai menemukan lahan yang bagus di daerah Keban agung sekarang. Yang separuh lagi belok ke kanan dan menyusuri sungai Rawas hingga ke bagian yang paling hulu. Di hulu Rawas terdapat lahan yang baik untuk pertanian dan juga bermanfaat. Dari sana para imigran berjalan ke Lebong tanpa bersusah-payah melalui jalan gajah. Dengan demikian, para pendiri Rejang dapat mencapai Lebong yang sangat indah dan subur itu. Seiring dengan waktu, kemudian dari Lebong ada sekelompok pelopor yang membuka lahan baru sampai ke Pesisir dan daerah Gunung Kaba di sekitar Curup sekarang.
Konon nenek-moyang Rejang tersebut tidak menemukan penduduk lainnya di Sumatra. Namun, tidak lama kemudian para pelopor Rejang ini disusul oleh pelopor Melayu yang cukup puas menduduki dataran rendah sehingga saat ini mereka menempati dataran rendah, sedangkan orangRejang menduduki dataran tinggi.
Itulah sekilas penjelasan tentang Bahasa Rejang yang sangat unik, dan saya sebagai penulis blog ini, sangat beruntung dilahirkan di lingkungan REJANG karena banyak memiliki budaya yang dan sejarah dari bidang bahasa yang cukup menarik untuk di cari tahu. to be continue, →
Tidak ada komentar:
Posting Komentar